SENYUM MU



Bismillah

  7 tahun Yg lalu engkau lahir kedunia ini, tepatnya 21 October 2015 jam 09.35 WIB. 

Tidak ada kata bpk siaga,  yg ada adik siaga. Tanggal 19 engkau mulai mengajar untuk melihat dunia,  dr malam jam 10.00 WIB,  sdh mulai terasa tdk nyaman kehamilan ini. Semakin larut malam semakin bergeliat seperti mencari jalan,  tepat dini hari ketika ingin sholat subuh  aku lihat ada darah dan lendir.  Aku bangunkan adi ku "de.. de..  Tolong bawa ayu ke bidan! ". Tampa aba-aba dia bangun cuci muka dan langsung mengambil kunci motor dan mengantarkan ku kebidan.  Hemmmmm..... rupanya kata bidan  masih pembukaan satu,  "mau pulang atau langsung menginap dibidan,! " kata bidan jaga.  Aku jawab "pulang saja bu,  krn masih pembukaan pertama".  Krn aku ingat ketika cek uap kedokter kandungan,  anak pertama akan lama pembuknya. Itu yang terjadi pada ku. 

  Setelah kebidan aku dan adik siaga ku pulang tapi kami mampir ke pasar dulu beli buah dan sarapan.  Adi ku berkata sambil tertawa " yu orang hamil yg sdh pembukaan biasanya diam dirumah atau ditempat bidan,  lah ini ibu hamil pecicilan ke pasar ha..ha..ha!". Kami tertawa bersama diatas motor sambil menikmati waktu menjelang pagi. Semua keluarga kuberi tahu semua bahwa sdh pembukaan 1 tapi semua kaget seakan tdk percaya, krn diri ku hanya diam dengan keadaan ku.  Cukup lama menunggu pembukaan berikutnya ya hampir 2 hari 1 malam aku menunggu pembukannya. Tepanya tanggal 21 oktober  pagi,  keluarga ku sdh mulai panik melihatku menahan rasa Sakit yg teramat sakit, mereka selalu mendesak ku untuk  kebidan tapi jawaban ku" setelah sholat dhur  baru kebidan,  kemesjid saja dulu untuk sholat". Tepat nya dipembukaan 5 aku menangis menahan rasa sakit tapi hanya sebentar agar keluarga tdk kuatir dengan ku. Jam 02.30 WIB aku sampai Di tempat bidan dicek masih pembukaan 6 , setiab beberapa Jam aku dicek oleh bidan jam 17.00 WIB masih pembukaan 7. Nikmatnya sakit per 5 menit dan salah nafas itu luar biasa masyaallah. Disana seluruh keluarga ku kumpul semua,  ada kakak yg menjenguk beliau menangis melihat ku,  krn begitu pucat dan dia juga yg sadar bahwa aku salah mengambil nafas,  beliau bilang  ambil nafas yg panjang ketika engkau merasa sakit,  itu sangat membantu ku. Tangan kakak-kakak dan keluarga ku menjadi korban untuk aku berpegangan ketika rasa sakit itu datang.  Aku selalu bilang aku lelah aku ingin tidur,  namun keluarga ku melarang ku katanya nanti takut lewat (meninggal),  tapi aku tetap kekeh ingin tidur,  akhirnya kakak ku no 2 yg selalu menemani ku berkata " tanya bidan boleh tdk untuk tidur ". Dengan cepat aku berkata " bu bidan boleh tdr ga,  sy ngantuk dan Cape ingin istirahat agar ketika ngeden ada tenaga?? ". Bidanya berkata " boleh", namun aku mendengar bidan itu berkata dengan nada berbisik kepada keluarga ku  " dia tdk akan tidur bu,  krn rasa sakit itu luar biasa". Dengan cuweknya aku berbaring sambil menahan rasa sakit. 

Tepat pukul 19.40 pembukaan ku masih pembukaan 7, meminta izin kepada bidan untuk tidur,  aku berbaring hendak tdr,  tapi sblm tdr aku berkata kepada anak ku yg ada diperut " nak umi mau istirahat tidur dulu,  ade berusaha sendiri dulu ya untuk mencari pintu keluarnya, setelah ade menemukanya dan mau keluar ade bangunkan umi dengan izin Allah. Ketika itu aku tidur nenyak,  yang kurasa hanya ada benda yg berjalan diperut ku tampa rasa sakit masyaallah.  Setelah beberapa jam tepatnya jam 21 lebih WIB, ada yg seperti membangunkan ku " ketubanya sdh pecah" tapi entah itu siapa. Dengan seketika aku bangun dan memanggil bidan  "bu bidan sudah pecah ketuban", bidanya bilang  "masa bu sudah pecah".  Dan ketika dilihat benar air ketubanku sdh pecah. Aku diminta bidan untuk mengejang 1x blm berhasil, 2 X dengan dibantu didorong bidan perutnya blm berhasil,  yang 3x akhirnya bisa alhamdulillah,  tapi hanya kepalanya saja dia tertahan oleh bahunya tdk mau keluar dan akhirnya digunting dan sobek lah banyak😁.

Dengan izin Allah malam itu lahir lah seorang anak laki-laki dengan berat badan  4,6kg dengan lahiran normal, dengan tangisan yang sangat dasyat. Sebelum dipisahkan aku berkata kepadan bidan  "bu saya ingin melihat bayi saya", Dan dede  bayi diberikan kepada uminya yg sangat merindukanya wajanya,  alisnya,  matanya, hidungnya dan senyum nya yang tak kan pernah ku lupa. 

  Nak senyum mu semenjak engkau baru lahir masih umi kenang sampai detik ini, engkau selamanaya akan menjadi malaikat kecil umi.  I love yu boy

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melangkah menuju buku Solo Dengan Tulisan Sistematis

Kekuatan Dari Sebuah Tulisan

Menulis Diusia Senja, Siapa Takut!!